Rabu, 14 September 2022

Dosa yang tidak mendatangkan Maut (1 Yohanes 5:16), Tinjauan Kontekstual Biblikal

ANALISIS KONTEKSTUAL

1 Yohanes 5:16

Dosa yang tidak mendatangkan Maut

 

Dalam proses penelitian ini, maka sebagaimana yang telah disampaikan pada pembahasan sebelumnya bahwa anlisa yang pertam dilakukan adalah analisa kontekstua, maka pada bagian yang pertama ini akan dianlisa maksud “Dosa yang tidak mendatangkan maut” ini berdasarkan konteks ayat maupun pasal Surat yang sedang dibahas. Analisa kontekstual ini terdiri dari dua bagian pembahasan yaitu analisa konteks dekat, yaitu memperhatikan keterkaitan ayat yang dibahas dengan ayat-ayat sebelum maupun sesudahnya; dan analisa konteks jauh yaitu hubungan antara ayat yang sedang dibahas dengan pasal-pasal sebelum maupun sesudahnya.

 

Analisa Konteks Dekat

 Untuk memperoleh maksud “dosa yang tidak mendatangkan maut” dari konteks dekat ayat itu, maka akan diamati pembicaraan dari perikop ayat itu secara utuh. Sudah pasti bahwa dosa yang tidak mendatangkan maut ini merupakan lawan kata dari dosa yang mendatangkan maut sebagaimana yang dikemukakan dalam ayat itu dan bahkan juga disinggung pada ayat-ayat sesudahnya. Lembaga Alkitab Indonesia memberikan jugdul untuk konteks ayat-ayat ini sebagai Pengetahuan akan hidup yang kekal (I Yoh. 5:13-21). Judul perikop ini sudah diterima dan diakui sebagai salah tema dalam pembahasan Surat Yohanes. Tentu saja dosa yang tidak mendatangkan maut berhubungan dengan judulnya yang menyinggung tentang hidup kekal.

Penulis Surat Yohanes mengangkat tema-tema penting untuk memberikan pengajaran yang sesuai dengan injil dan kebenaran yang didengar, dilihat dan disaksikan (1:1). Salah satu tema penting dan menarik adalah kehidupan orang Kristen yang masih hidup di dalam kegelapan dan dosa (1:6,8) yang walaupun sebenarnya terang dan kebenaran itu sudah ada dan siap menerangi kegelapan itu serta menyucikan segala dosa (1:5:7)

Menurut , keseluruhan pasal 5 dari 1 Yohanes ini membicarakan tema tentang apa yang diketahui dengan sungguh (What Do You Know for Sure)[1] Dalam Tafsiran Alkitab Wycliffe, pasal 5 ini berbicara tentang  “Penggetak Persekutuan”  dan khusus perikop ayat 13-21 berbicara tentang Iman kepada Kristus yang dibuktikan dengan keyakinan yang kita tunjukkan.[2] Sungguh penerima surat ini adalah jemaat-jemaat yang memang sungguh-sungguh telah menerima keselamatan dan hidup dalam persekutuan Kristen, sehingga perlu menerapkan (mengaplikasikan) apa yang dipercayai itu.

Dalam ayat 13, Yohanes pertama-tama meyakinkan penerima suratnya bahwa mereka memiliki kehidupan yang kekal. Berikutnya dalam ayat 14 dan 14 disinggung tentang iman bahwa doa kita dikabulkan oleh Tuhan. Ayat yang sedang dibahas menekankan tentang doa bagi dosa yang tidak mendatangkan maut. Doa ini ditujukan kepada saudara-saudara yang telah memperoleh keselamatan. Sebagai anak-anak Tuhan (sebagaimana yang telah ditekankan sebelumnya, pada ayat 6-12) penerima surat diyakinkan bahwa apa yang didoakan akan dikabulkan oleh Tuhan. Akan tetapi sangat mungkin bahwa doa yang dikabulkan oleh Tuhan adalah doa bagi dosa yang tidak mendatangkan maut.

Pada ayat 16, ditekankan bahwa doa bagi dosa yang tidak mendatqangkan maut ini dilakukan untuk saudara-saudara seiman. Sedangkan untuk dosa yang mendatangkan maut tidak dianjurkan untuk berdoa. Di sini penulis membedakan dengan tajam antara dosa yang tidak mendatangkan maut dengan dosa yang mendatangkan maut. Bagi penafsit Wicliffe, dosa yang mendatangkan maut di sini bukan dosa yang membawa pada hukuman kekal, ke neraka, melainkan sifat yang tidak kelihatan, yang sulit diubah atau kebiasaan-kebiasaan buruk sebagaimana yang terdapat dalam 1 Korintus 5.[3] Akan tetapi beberapa sarjana lain berpendapat bahwa dosa yang mendatankan maut berhubungan dengan dosa yang pada akhirnya membawa seseorang ke dalam hukuman kekal.

Selanjutnya pada ayat 18-10 Penulis menyinggung bahwa “kita” tidak berbuat dosa dan “kita” berasal dari Allah. Sementara itu Ada juga pandangan yang menafsirkan dosa yang mendatangkan maut sebagai kegitan ajaran sesat, antikristus dan penyembah berhala, seperti yang disinggung dalam ayat 21.[4] Jadi dari konteks dekatnya, sekalipun ada pendapat yang tidak mengaitkan dosa ini dengan keselamatan, namun pembicaraan dalam perikop ini berhubungan dengan doa untuk orang-orang yang sudah memperoleh kepastian keslamatan. Dengan demikian apapun dosa yang mereka lakukan tidak membuat mereka kehilangan keselamatan.

 

Analisa Konteks Jauh

Pembacaraan tentang dosa yang tidak mendatangkan maut dalam 1 Yohanes 1 5:16 sangat mungki berhubungan dengan pembicaraan pasal-pasal sebelumnya. Isi keseluruhan Surat ini adalah adalah nasihat untuk hidup dalam persekutuan baik dengan Allah maupun dengan saudara-saudara seiman. 1 Yoh disebut Surat, tapi di dalamnya tak terdapat sedikit pun ‘yg bersifat surat’ dalam anti yang sebenarnya (berbeda dari 2 dan 3 Yoh), dan lebih merupakan traktat yabg dialamatkan kepada keadaan khusus.[5] Surat ini timbul guna menampik kegiatan guru-guru penyesat yang telah mengundurkan diri dari jemaat (atau jemaat jemaat), dan yang berusaha menggoda orang-orang percaya (1Yoh 2:18, 26). Kepada merekalah Surat ini dialamatkan oleh Yohanes.[6] Dalam Surat ini, Yohanes menekankan bahwa penerima Suratnya adalah anak-anak Allah, sedangkan mereka yang lain bukanlah anak-anak Allah.

Pemabahasan yang cukup menarik, adalah memastikan apakah dosa yang tidak mendatangkan maut adalah dosa-dosa  anak-anak Allah sedangkan yang mendatangkan maut dosa orang-orang yang bukan anak-anak Allah. Pada pasal pertama Yohanes menekankan pengakuan akan ketrerbatasan anak-anak Allah dalam hal dosa. Sekalipun kita sudah mendapatkan status menjuadi anak-aak Allah, namun harus senantiasa mengaku dosa kepada Allah (1 Yoh 1:9). Ini adalah penyucian dari dosa supaya kita tetap di dalam Allah.[7]

Kemudian dalam pasal 2 disinggung tentang antikristus (2:18-27). Mereka-mereka ini jelas hidup dalam dosa dan pasti sedang menuju maut. Selanjutnya dalam pasal 3 dibicarakan tentang anak-anak Allah, dimana jita dinasihati untuk hidup dalam kasih dan persaudaraan (3:11-18). Secara egas, penulis menyatakan bahwa setiap orang yang tidak mengasihi saudaranya adalah anak-anak Iblis. Dalam pasal 4 Paulus membedakandengan sangat tajam antara Roh Allah dan Roh antikristus (4:1-21). Ada yang berasal dari Allah dan ada juga yang berasal dari Iblis: “Kamu berasal dari Allah, anak-anakku, dan kamu telah mengalahkan nabi-nabi palsu itu; sebab Roh yang ada di dalam kamu, lebih besar dari pada roh yang ada di dalam dunia. Mereka berasal dari dunia; sebab itu mereka berbicara tentang hal-hal duniawi dan dunia mendengarkan mereka. Kami berasal dari Allah: barangsiapa mengenal Allah, ia mendengarkan kami; barangsiapa tidak berasal dari Allah, ia tidak mendengarkan kami. Itulah tandanya Roh kebenaran dan roh yang menyesatkan (1 Yoh 4:4-6).

Ada banyak kata-kata yang dipisahkan dengan tajam seperti anak-anak Allah dengan anak-anak Iblis, kehidupan dan kematian, dan sebagainya. Tiga kali kata “kematian” dicatat dalam surat ini (1Yoh 3:14; 1Yoh 5:16-17). Dalam surat ini penulis Yohanes sebelumnya menggunakan kata “kematian” untuk merujuk kepada kematian kekal (1 Yoh 3:14). Penggunaan kata ini menggambarkan bahwa orang percaya sudah berpindah dari dalam maut (kematian) ke dalam hidup (zoen), yaitu karena Kristus yang telah memberikannya. Tentu saja kata kerja “telah berpindah,” menekankan bahwa tindakan itu telah rampung dan memberi dampak bagi kehidupan orang percaya. Ini bisa berhubungan dengan dosa yang tidak mendatangkan maut pada pembicaraan yang sedang dibahas.

Kesimpulan analisa Kontekstual: dengan memperhatikan ayat-ayat dekat (konteks dekat) dan pasal-pasal yang ada dalam surat itu, ternyata Penulis surat membedakan dengan sangat tajam anatara anak-anak Allah, yang berasal dari Allah dengan anak-anak Iblis, yang berasal dari Iblis. Ada perbedaan yang sangat mendasar antara orang percaya dengan orang yang belum percaya. Pada baian teakhir ditekankan bahwa orang-orang percaya mengerti kebenaran. Sedangkan penyembah berhala adalah mereka yang tidak megerti kebenaran. Disimpulkan bahwa dosa yang tidak mendatangkan maut adalah dosa yang tidak membawa pada hukuman kekal, dosa yang tidak membuat orang pasti masuk neraka. Untuk dosa ini telah tersedia pengampunan oleh Allah dalam penebusan Kristus.


Oleh: Hasrat P. Nazara



[1] Tafsiran 1 John 5:14-dalam The Bible Exposition Commentary. Copyright © 1989 by Chariot Victor Publishing, and imprint of Cook Communication Ministries. All rights reserved. Used by permission.

[2] ____________, dalam Tafsiran Alkitab Wycliffe, Volume 3 Perjanjian Baru (Malang (Gandum Mas, 2004). 1380.

[3] Ibid.

[4] Tafsiran 1 John 5:14-dalam The Teacher's Commentary. Copyright © 1987 by Chariot Victor Publishing. All rights reserved.)

[5] J. D. Douglas (Peny), Ensiklopedi Alkitab Masa Kini (Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih/OMF, 19989),

[6] Ibid.

[7] ____________, dalam Tafsiran Alkitab Wycliffe, Volume 3 Perjanjian Baru,  1351.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar