ANALISIS
KONTEKSTUAL
1
Yohanes 5:16
Dosa yang tidak mendatangkan Maut
Dalam
proses penelitian ini, maka sebagaimana yang telah disampaikan pada pembahasan
sebelumnya bahwa anlisa yang pertam dilakukan adalah analisa kontekstua, maka
pada bagian yang pertama ini akan dianlisa maksud “Dosa yang tidak mendatangkan
maut” ini berdasarkan konteks ayat maupun pasal Surat yang sedang dibahas.
Analisa kontekstual ini terdiri dari dua bagian pembahasan yaitu analisa
konteks dekat, yaitu memperhatikan keterkaitan ayat yang dibahas dengan
ayat-ayat sebelum maupun sesudahnya; dan analisa konteks jauh yaitu hubungan
antara ayat yang sedang dibahas dengan pasal-pasal sebelum maupun sesudahnya.
Analisa
Konteks Dekat
Untuk memperoleh maksud “dosa yang tidak mendatangkan
maut” dari konteks dekat ayat itu, maka akan diamati pembicaraan dari perikop
ayat itu secara utuh. Sudah pasti bahwa dosa yang tidak mendatangkan maut ini
merupakan lawan kata dari dosa yang mendatangkan maut sebagaimana yang
dikemukakan dalam ayat itu dan bahkan juga disinggung pada ayat-ayat
sesudahnya. Lembaga Alkitab Indonesia memberikan jugdul untuk konteks ayat-ayat
ini sebagai Pengetahuan akan hidup yang kekal (I Yoh. 5:13-21). Judul perikop
ini sudah diterima dan diakui sebagai salah tema dalam pembahasan Surat
Yohanes. Tentu saja dosa yang tidak mendatangkan maut berhubungan dengan
judulnya yang menyinggung tentang hidup kekal.
Penulis Surat Yohanes mengangkat
tema-tema penting untuk memberikan pengajaran yang sesuai dengan injil dan
kebenaran yang didengar, dilihat dan disaksikan (1:1). Salah satu tema penting
dan menarik adalah kehidupan orang Kristen yang masih hidup di dalam kegelapan
dan dosa (1:6,8) yang walaupun sebenarnya terang dan kebenaran itu sudah ada
dan siap menerangi kegelapan itu serta menyucikan segala dosa (1:5:7)
Menurut ,
keseluruhan pasal 5 dari 1 Yohanes ini membicarakan tema tentang apa yang
diketahui dengan sungguh (What Do You
Know for Sure)[1]
Dalam Tafsiran Alkitab Wycliffe, pasal 5 ini berbicara tentang “Penggetak Persekutuan” dan khusus perikop ayat 13-21 berbicara
tentang Iman kepada Kristus yang dibuktikan dengan keyakinan yang kita
tunjukkan.[2]
Sungguh penerima surat ini adalah jemaat-jemaat yang memang sungguh-sungguh
telah menerima keselamatan dan hidup dalam persekutuan Kristen, sehingga perlu menerapkan
(mengaplikasikan) apa yang dipercayai itu.
Dalam ayat
13, Yohanes pertama-tama meyakinkan penerima suratnya bahwa mereka memiliki
kehidupan yang kekal. Berikutnya dalam ayat 14 dan 14 disinggung tentang iman
bahwa doa kita dikabulkan oleh Tuhan. Ayat yang sedang dibahas menekankan
tentang doa bagi dosa yang tidak mendatangkan maut. Doa ini ditujukan kepada
saudara-saudara yang telah memperoleh keselamatan. Sebagai anak-anak Tuhan
(sebagaimana yang telah ditekankan sebelumnya, pada ayat 6-12) penerima surat
diyakinkan bahwa apa yang didoakan akan dikabulkan oleh Tuhan. Akan tetapi
sangat mungkin bahwa doa yang dikabulkan oleh Tuhan adalah doa bagi dosa yang
tidak mendatangkan maut.
Pada ayat
16, ditekankan bahwa doa bagi dosa yang tidak mendatqangkan maut ini dilakukan
untuk saudara-saudara seiman. Sedangkan untuk dosa yang mendatangkan maut tidak
dianjurkan untuk berdoa. Di sini penulis membedakan dengan tajam antara dosa
yang tidak mendatangkan maut dengan dosa yang mendatangkan maut. Bagi penafsit
Wicliffe, dosa yang mendatangkan maut di sini bukan dosa yang membawa pada
hukuman kekal, ke neraka, melainkan sifat yang tidak kelihatan, yang sulit
diubah atau kebiasaan-kebiasaan buruk sebagaimana yang terdapat dalam 1
Korintus 5.[3]
Akan tetapi beberapa sarjana lain berpendapat bahwa dosa yang mendatankan maut
berhubungan dengan dosa yang pada akhirnya membawa seseorang ke dalam hukuman
kekal.
Selanjutnya
pada ayat 18-10 Penulis menyinggung bahwa “kita” tidak berbuat dosa dan “kita”
berasal dari Allah. Sementara itu Ada juga pandangan yang menafsirkan dosa yang
mendatangkan maut sebagai kegitan ajaran sesat, antikristus dan penyembah
berhala, seperti yang disinggung dalam ayat 21.[4]
Jadi dari konteks dekatnya, sekalipun ada pendapat yang tidak mengaitkan dosa
ini dengan keselamatan, namun pembicaraan dalam perikop ini berhubungan dengan
doa untuk orang-orang yang sudah memperoleh kepastian keslamatan. Dengan
demikian apapun dosa yang mereka lakukan tidak membuat mereka kehilangan
keselamatan.
Analisa
Konteks Jauh
Pembacaraan
tentang dosa yang tidak mendatangkan maut dalam 1 Yohanes 1 5:16 sangat mungki
berhubungan dengan pembicaraan pasal-pasal sebelumnya. Isi keseluruhan Surat
ini adalah adalah nasihat untuk hidup dalam persekutuan baik dengan Allah maupun
dengan saudara-saudara seiman. 1 Yoh disebut Surat, tapi di dalamnya tak
terdapat sedikit pun ‘yg bersifat surat’ dalam anti yang sebenarnya (berbeda
dari 2 dan 3 Yoh), dan lebih merupakan traktat yabg dialamatkan kepada keadaan
khusus.[5] Surat
ini timbul guna menampik kegiatan guru-guru penyesat yang telah mengundurkan
diri dari jemaat (atau jemaat jemaat), dan yang berusaha menggoda orang-orang
percaya (1Yoh 2:18, 26). Kepada merekalah Surat ini dialamatkan oleh Yohanes.[6] Dalam
Surat ini, Yohanes menekankan bahwa penerima Suratnya adalah anak-anak Allah,
sedangkan mereka yang lain bukanlah anak-anak Allah.
Pemabahasan
yang cukup menarik, adalah memastikan apakah dosa yang tidak mendatangkan maut
adalah dosa-dosa anak-anak Allah
sedangkan yang mendatangkan maut dosa orang-orang yang bukan anak-anak Allah.
Pada pasal pertama Yohanes menekankan pengakuan akan ketrerbatasan anak-anak Allah
dalam hal dosa. Sekalipun kita sudah mendapatkan status menjuadi anak-aak
Allah, namun harus senantiasa mengaku dosa kepada Allah (1 Yoh 1:9). Ini adalah
penyucian dari dosa supaya kita tetap di dalam Allah.[7]
Kemudian
dalam pasal 2 disinggung tentang antikristus (2:18-27). Mereka-mereka ini jelas
hidup dalam dosa dan pasti sedang menuju maut. Selanjutnya dalam pasal 3 dibicarakan
tentang anak-anak Allah, dimana jita dinasihati untuk hidup dalam kasih dan
persaudaraan (3:11-18). Secara egas, penulis menyatakan bahwa setiap orang yang
tidak mengasihi saudaranya adalah anak-anak Iblis. Dalam pasal 4 Paulus
membedakandengan sangat tajam antara Roh Allah dan Roh antikristus (4:1-21).
Ada yang berasal dari Allah dan ada juga yang berasal dari Iblis: “Kamu berasal
dari Allah, anak-anakku, dan kamu telah mengalahkan nabi-nabi palsu itu; sebab
Roh yang ada di dalam kamu, lebih besar dari pada roh yang ada di dalam dunia. Mereka
berasal dari dunia; sebab itu mereka berbicara tentang hal-hal duniawi dan
dunia mendengarkan mereka. Kami berasal dari Allah: barangsiapa mengenal Allah,
ia mendengarkan kami; barangsiapa tidak berasal dari Allah, ia tidak
mendengarkan kami. Itulah tandanya Roh kebenaran dan roh yang menyesatkan (1
Yoh 4:4-6).
Ada banyak
kata-kata yang dipisahkan dengan tajam seperti anak-anak Allah dengan anak-anak
Iblis, kehidupan dan kematian, dan sebagainya. Tiga kali kata “kematian” dicatat dalam surat
ini (1Yoh 3:14; 1Yoh 5:16-17). Dalam surat ini penulis Yohanes sebelumnya
menggunakan kata “kematian”
untuk merujuk kepada kematian kekal (1 Yoh 3:14). Penggunaan kata ini
menggambarkan bahwa orang percaya sudah berpindah dari dalam maut (kematian) ke dalam hidup (zoen), yaitu karena Kristus yang telah
memberikannya. Tentu saja kata kerja “telah berpindah,” menekankan bahwa
tindakan itu telah rampung dan memberi dampak bagi kehidupan orang percaya. Ini bisa berhubungan dengan dosa yang tidak
mendatangkan maut pada pembicaraan yang sedang dibahas.
Kesimpulan
analisa Kontekstual: dengan memperhatikan ayat-ayat dekat (konteks dekat) dan
pasal-pasal yang ada dalam surat itu, ternyata Penulis surat membedakan dengan
sangat tajam anatara anak-anak Allah, yang berasal dari Allah dengan anak-anak
Iblis, yang berasal dari Iblis. Ada perbedaan yang sangat mendasar antara orang
percaya dengan orang yang belum percaya. Pada baian teakhir ditekankan bahwa
orang-orang percaya mengerti kebenaran. Sedangkan penyembah berhala adalah
mereka yang tidak megerti kebenaran. Disimpulkan bahwa dosa yang tidak
mendatangkan maut adalah dosa yang tidak membawa pada hukuman kekal, dosa yang
tidak membuat orang pasti masuk neraka. Untuk dosa ini telah tersedia
pengampunan oleh Allah dalam penebusan Kristus.
Oleh: Hasrat P. Nazara
[1] Tafsiran 1 John 5:14-dalam The Bible Exposition
Commentary. Copyright © 1989 by Chariot Victor Publishing, and imprint of
Cook Communication Ministries. All rights reserved. Used by permission.
[2]
____________, dalam Tafsiran Alkitab Wycliffe, Volume 3
Perjanjian Baru (Malang (Gandum Mas, 2004). 1380.
[3] Ibid.
[4] Tafsiran 1 John 5:14-dalam The Teacher's Commentary. Copyright © 1987 by Chariot Victor
Publishing. All rights reserved.)
[5] J. D.
Douglas (Peny), Ensiklopedi Alkitab Masa Kini (Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina
Kasih/OMF, 19989),
[6] Ibid.
[7]
____________, dalam Tafsiran Alkitab Wycliffe, Volume 3
Perjanjian Baru, 1351.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar