Penyembahan dalam PL
Dalam Alkitab Perjanjian Lama, kita menyaksikan bahwa
orang-orang Kafir di luar Israel telah melakukan ritual penyembahan, bahkan
jauh-jauh sebelum bangsa Israel menerima Taurat melalui Musa, bangsa-bangsa
lain telah melakukan ritual penyembahan kepada para dewa-dewa mereka. Ini
merupakan sebuah kenyataan bahwa penyembahan merupakan bagian yang tak
terpisahkan dari kehidupan manusia sekaligus bagian dari sejarah. Maka
penyembahan pun merupakan bagian yang sangat penting dalam kehidupan
orang-orang dalam Perjanjian Lama.
Dalam Kejadian 4:1-4, Kain dan Habel telah melakukan
penyembahan dengan cara mempersembahkan korban. Masing-masing mereka
mempersembahkan hasil dari pekerjaan mereka. Sejak masa itu, penyembahan
diekspresikan dengan mempersembahkan korban-korban. Nuh yang dikenal sebagai
seorang yang bergaul dengan Allah, menyembah TUHAN dengan mendirikan mezbah dan
mempersembahkan korban-korban terbaik di atas mezbah itu (Kej. 8:20). Demikian
juga Abraham mengekspresikan penyembahan kepada Allah dengan mendirikan mezbah
bagi TUHAN (Kej. 12:7), bahkan dengan sukarela bersedia mempersembahkan anak
satu-satunya sebagai korban bakaran bagi TUHAN (Kej. 22:1-19).
Sebelum zaman Musa, penyembahan lebih bersifat pribadi,
dan hampir tidak ditemukan cara penyembahan yang dilakukan secara bersama-sama.
Kalaupun ada penyembahan yang dilakukan bersama, itu lebih bersifat internal
keluarga atau sahabat dekat (Kej 8:20; 12:7; 22:5). Setelah menerima Taurat
TUHAN, penyembahan Israel dalam Perjanjian Lama bersifat sistematis dan
nasionalis. Penyembahan dilakukan secara berkala, pagi dan sore, juga dilakukan
secara bersama-sama, yang mana semuanya diatur sesuai petunjuk TUHAN.
Penyembahan yang bersifat nasional ini terus berlangsung pada zaman Raja-raja,
dan bahkan sampai masa
setelah pembuangan.
Dalam hal ekspresi dan sikap tubuh, seseorang atau
sekelompok yang menyembah menunjukkan sikap penghormatan dengan sikap tubuh dan
ucapan, yaitu berlutut dan sujud sambil mengucapkan kata-kata pujian,
pengagungan kepada TUHAN. Eleazer, hamba Abraham, berlutut dan sujud
“menyembah” TUHAN, serta mengucapkan puji-pujian kepada TUHAN: “Terpujilah TUHAN, Allah tuanku Abraham, yang tidak
menarik kembali kasih-Nya dan setia-Nya dari tuanku itu; dan TUHAN telah
menuntun aku di jalan ke rumah saudara-saudara tuanku ini!” (Kej. 26:26-27).Sikap
tubuh “berlutut” dan “sujud” menyembah tidak hanya dilakukan dalam penyembahan yang bersifat pribadi,
sikap dan ekspresi ini juga dilakukan dalam penyembahan yang bersifat umum
(band. 1 Taw. 29:20).
Pada prinsipnya, penyembahan yang dilakukan dalam
Perjanjian Lama merupakan ungkapan terima kasih kepada Dia yang Superior atas
pertolongan, keberhasilan suatu misi, maupun tanggapan hati atas pemeliharaan
maupun kemenangan yang telah diberikan oleh TUHAN. Dalam Buku International Standard Bible Encyclopedia, dicatat setidaknya ada lima elemen penyembahan dalam
Perjanjian Lama, terutama penyembahan di Bait Allah yaitu:
1.
Penyembahan berhubungan dengan tindakan pengorbanan, baik
yang dilakukan secara tetap, (setiap pagi dan sore hari), maupun yang dilakukan
secara besar-besaran (2 Taw. 7:5). Penyembahan dalam hari-hari Besar Agama
Yahudi juga tidak lepas dari korban-korban sembelihan.
2.
Penyembahan dilakukan dengan penghormatan dan pemujaan,
sebagai wujud dari ucapan terimakasih atas kebaikan TUHAN. Penyembahan yang
semacam ini terkadang diekspresikan dengan berlutut dan sujud, atau menyanyikan
puji-pujian kepada TUHAN.
3.
Musik menduduki tempat yang sentral dalam penyembahan,
terutama pada saat menaikkan puji-pujian kepada Allah. Alat-alat musik, maupun
para penyanyi dipersiapkan sedemikian untuk bermazmur bagi TUHAN (band. 2 Taw 5:12-13; 7:6; Maz. 100,
dll).
4.
Penyembahan melibatkan unsur-unsur pujian dan doa kepada
Allah (Maz. 60, 79, 80).
5.
Penyembahan juga dikemas dalam pesta tahunan, sebagaimana
yang telah diperintahkan TUHAN kepada bangsa Israel.
(bersambung.....)
Oleh: Hasrat P. Nazara
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusShalom saudara seiman dalam Kristus dimana pun berada. Mari kita sama-sama belajar tentang Shema Yisrael yang pernah diucapkan oleh Yeshua ( nama Ibrani Yesus tertulis ישוע ) seperti yang dapat kita temukan dalam Markus 12 : 29 dan Ulangan/ דברים/ Devarim 6 : 4 sebagai berikut :
BalasHapusHuruf Ibrani, " שמע ישראל יהוה אלהינו יהוה אחד "
Pengucapannya dengan mengikuti aturan tata bahasa Ibrani, " Shema Yisrael YHWH ( Adonai ) Eloheinu YHWH ( Adonai ) ekhad "
Orang Yahudi pada jaman Yeshua hingga sekarang terus memegang teguh prinsip keesaan Tuhan YHWH ( Adonai ) yang tersirat dalam kalimat Shema. Pada akhir pengucapan diikuti juga dengan kalimat berkat sebagai berikut :
" ברוך שם כבוד מלכותו לעולם ועד " ( Barukh Shem, kevod malkuto le'olam va'ed, artinya diberkatilah nama yang mulia kerajaanNya untuk selamanya dan kekal )
🕎✡️🐟🤚🏻👁️📜🕯️🕍🤴🏻👑🗝️🛡️🗡️🏹⚖️⚓🗺️✝️🌫️☀️🌒⚡🌈🌌🔥💧🌊🌬️❄️🌱🌾🍇🍎🍏🌹🥛🍯🥖🍷🐏🐑🐐🐂🐎🦌🐪🐫🦁🦅🕊️🐍₪🇮🇱