Minggu, 02 Oktober 2022

Makna - Pengertian Kata "Amin"

  

 MAKNA TEOLOGIS KATA "AMIN"

Prolog

            Saudara-saudara pendengar RRI Mataram, khususnya umat Kristiani yang berbahagia. Saya Mr. HASRAT NAZARA, S.Th, (Penyuluh Agama Kristen) mengucapkan salam Sejahtera dalam kasih Tuhan Yesus Kristus. Kita bersyukur kepada Tuhan, di mana kita ada sebagaimana adanya pada saat ini, di mana kita menyadari betul bahwa semua itu karena kasih karunia Tuhan. Terlebih lagi kita terus memuji Tuhan karena kita dapat bersama-sama kembali dalam acara SIARAN MIMBAR AGAMA KRISTEN melalui RRI MATARAM pada saat ini.

            Bapak/Ibu yang terkasih di dalam Tuhan, tema yang akan kita bahas pada malam hari ini adalah “AMIN UNTUK KEMULIAAN ALLAH” dengan dasar firman Tuhan yang kita baca dari Mazmur 106:48 dan 2 Korintus 1:20. Sebelumnya kita mendengarkan kesaksian pujian dengan judul “DARI DIA, OLEH DIA.”

Doa Pembukaan

            Saudara-saudara yang terkasih, sebelum kita membaca dan merenungkan Firman Tuhan, marilah kita berdoa memohon bimbingan Roh Kudus: “Ya Allah dan Bapa kami yang maha kuasa, kami bersyukur dan berterima kasih atas kasih karunia-Mu yang Engkau limpahkan kepada kami sampai saat ini, terlebih lagi karena kami telah Engkau tuntun menjalani tahun ini dan akan segera memasuki tahun yang baru. Sebelum kami membahas kebenaran-Mu, kami memohon bimbingan dan pertolongan Roh Kudus-Mu sehingga kami mengerti maksud Firman-Mu yang akan kami renungkan pada malam hari ini. Kami mohon urapi kami sehingga kami dapat menerima firman-Mu ini dan terlebih lagi dapat melakukannya dalam kehidupan keseharian kami. Di dalam nama Tuhan Yesus kami berdoa. Amin!”

Pembacaan Firman Tuhan dan Renungan

            Mari kita membaca firman Tuhan dari Perjanjian Lama, Mazmur 106:48. Demikian Firman Tuhan: “Terpujilah TUHAN, Allah Israel, dari selama-lamanya sampai selama-lamanya, dan biarlah seluruh umat mengatakan: "Amin!" Haleluya!

Dan juga kita membaca Firman Tuhan dari Perjanjian Baru, dalam 2 Korintus 1:20, Demikian Firman Tuhan: “Sebab Kristus adalah "ya" bagi semua janji Allah. Itulah sebabnya oleh Dia kita mengatakan "Amin untuk memuliakan Allah.”

            Saudara-saudara pendengar RRI yang terkasih, ungkapan atau kata “Amin” merupakan ungkapan yang sering kita ucapkan dalam keseharian kita, dan terutama dalam ibadah kita. Bahkan hampir semua orang pasti mengungkapkan kata ini dalam kehidupan sehari-hari dan terlebih lagi dalam kegiatan Ibadah. Itulah sebabnya istilah “Amin” ini sudah tidak asing lagi dalam pendengaran kita.

Kita harus akui bahwa sekalipun kata ini sering kita ungkapkan, namun tidak banyak orang yang memahami secara mendalam arti yang sesungguhnya dari uangkapan “Amin” ini. Sebagai orang-orang Kristen, kita senantiasa mengucapkan kata “Amin” terutama dalam kegiatan Ibadah kita. Oleh karena itu kita harus memahani secara benar apa arti atau makna ketika mengungkapkan “Amin” dalam kehidupan atau kegiatan Ibadah kita. Sesungguhnya ungkapan ini memiliki makna yang sangat dalam dan jika kita mengungkapkannya dengan benar, akan menghasilkan kuasa yang mampu membangun kehidupan spiritual kita.

Ayat Firman yang baru saja kita baca baik dari Perjanjian Lama maupun dalam Perjanjian Baru, mengungkapkan suatu kebenaran bahwa ungkapan “Amin” ini senantiasa dihubungkan dengan kemuliaan Allah. Itulah sebabnya kita membahas istilah ini dengan tema “Amin untuk Kemuliaan Allah.”

 

1.      Pengertian “Amin”

 Sebelum kita lebih jauh membahas tentang tema ini, pertama-tama kita harus memahami secara mendasar pengertian istilah ini.

      Kata “Amin” berasal dari akar kata Ibrani “AMAN” yang berarti “percaya, dengan sungguh”

      Rumpun kata yang sama adalah “emet” (kebenaran); “emuna” (kesetiaan)

      Secara etimologis kata ini memiliki pengertian:

-          Berpegang teguh pada janji Allah

-          Allah yang setia

-           Demikianlah hendaknya terjadi

-           Percaya, (beriman)

      Kata ini dipakai dalam bahasa Yunani, yang ditransliterasikan dari kata Ibrani “Amin”

Jadi secara mendasar, ketika kita mengatakan amin: kita sedang menyatakan iman atau kepercayaan kita kepada Tuhan bahwa hal itu akan terjadi sebagaimana Allah kehendaki. Pengertian ini akan semakin menarik karena kita akan membahasnya secara lebih mendalam lagi. Nah, untuk itu kita perlu belajar bagaimana penggunaan kata ini dalam Kitab Suci.

 

2.      Penggunaan Kata “Amin” dalam Alkitab

Supaya kita mengerti lebih dalam tentang ungkapan “Amin” ini; maka kita perlu belajar bagaimana penggunaan kata ini baik dalam Perjanjian Lama, maupun dalam Perjanjian Baru.

 

a.       Dalam Perjanjian Lama

o   Untuk mengesahkan firman dan janji Tuhan terutama yang berhubungan dengan janji berkat atau kutuk (Bil. 5:22; Ul. 27:15 dab; Neh. 5:13; Yer 11:5). Hal ini terutama dilakukan pada zaman Musa, ketika ia (Musa) menyampaikan janji berkat dan kutuk berhubungan dengan ketaatan mereka pada peraturan yang Tuhan berikan. Dalam hal ini mereka menyetujui peraturan itu; jika mereka taat maka mereka mendapat berkat, tetapi jika mereka tidak taat mereka akan terkutuk. Kata Amin merupakan kata pengesahan untuk sebuah janji. Jadi kata ini tidak boleh dikatakan dengan sembarangan atau tanpa pengertian.

o   Untuk menyambut suatu pengumuman atau suatu nubuat tentang hal yg baik (1 Raj. 1:36;Yer 28:6). Sudah menjadi tata Ibadah dalam Perjanjian Lama, bahwa ada sesi pemberitaan Firman Tuhan oleh para nabi, dan ketika mereka mendendgar firman atau pesan itu, mereka menerimanya dengan sungguh-sungguh dan berkata “Amin”

o   Untuk memuliakan Allah (Mzm 41:13; 72:19; 89:53  “Terpujilah TUHAN untuk selama-lamanya! Amin, ya amin.”

Ø  Caranya: mengangkat tangan, berlutut, sujud menyembah (Neh. 8:7).

 

b.      Dalam Perjanjian Baru

 

o   Dipakai oleh Tuhan Yesus untuk menyatakan suatu kebenaran (Yoh. 3:3).

o   Tuhan Yesus adalah kebenaran, Ia adalah ya dan Amin (2 Kor. 1:20)

o   “Amin” berhubungan dgn pengharapan akan semua janji Allah di dalam Kristus, dan menunjukkan iman sebagai pengharapan yang pasti (Ibr. 11:1)

o   Menunjukkan keteguhan iman seseorang dalam mempercayai pemeliharaan Allah

o   Untuk menyatakan kepastian kedatangan Tuhan Yesus, sehingga ia disebut Yang Amin (Why. 1:20).

 

3.      Penggunaan dan Pemaknaan Kata “Amin” pada Masa Kini

Kita kembali pada teks yang telah kita baca tadi, bahwa dalam teks itu kita berkata “amin” untuk kemuliaan Allah. Kembali kita membaca Mazmur 106:48 “Terpujilah TUHAN, Allah Israel, dari selama-lamanya sampai selama-lamanya, dan biarlah seluruh umat mengatakan: "Amin!" Haleluya!” kata “Amin” merupakan terjemahan dan transliterasi dari kata Ibrani “Amen” yang berarti “sungguh, atau benar-benar terjadi.” Dan kata ini dilanjutkan dengan ungkapan haleluyah, yang merupakan ungkapan pemujaan kepada Tuhan. Pemujaan kepada Tuhan ini dilakukan bukan hanya dalam kurun waktu tertentu, melainkan sepanjang masa, selama-lamanya. Konsep inilah yang harus kita pahami ketika pada masa kini kita berkata “Amin.” Artinya ketika kita mengucapkan kata ini, kita sedang nyatakan pemujaan, pujian dan kepercayaan kepada Allah dengan penuh kesungguhan.

Lebih dalam lagi kita dapat memahami pengertian dan penggunaan “Amin” ini dalam Perjanjian Baru. Dalam 2 Korintus 1:20, Demikian Firman Tuhan: “Sebab Kristus adalah "ya" bagi semua janji Allah. Itulah sebabnya oleh Dia kita mengatakan "Amin" untuk memuliakan Allah.” Ketika kita memperhatikan ayat ini, kita menemukan suatu kebenaran bahwa pada saat kita mengucapkan kata ini, kita harus melakukannya dengan pimpinan Tuhan (oleh Dia), selain itu juga untuk kemuliaan Allah. Dan dalam frase atau kalimat sebelumnya kita mempercayai, dan menemukan semua janji Allah dalam Kristus Yesus. Inilah konsepsi yang lebih dalam lagi tentang “Amin.”

Kita telah memahami mengapa kita mengucapkan kata amin, kita harus percaya kepada Allah, dan kita harus memuliakan Allah. Maka kita tidak boleh mengucapkan kata ini dengan sembarangan. Kita harus mengucapkannya dengan komitmen dan kepercayaan kepada Allah. Kita mengucapkannya untuk kemuliaan Allah. Demikian juga ketika kita berdoa. Kita mengucapkan amin dan harus disertai dengan iman yang kuat, yaitu iman yang tidak ragu bahwa doa kita sungguh dijawab oleh Allah sesuai dengan waktu dan kehendak-Nya. Jadi pada masa kini kita mengucapkan kata ini untuk hal-hal sebagai berikut:

o   Untuk menyambut dan mempercayai Firman Allah

o   Untuk menunjukkan iman kepada Allah (memuliakan Allah)

o   Untuk mengakhiri ibadah atau doa

Epilog

Saudara-saudara yang terkasih di dalam Tuhan. Kita telah belajar bagaimana seharusnya mengucapkan kata Amin. Kita hidup, beribadah dan berdoa, sambil berkata amin, maka kita tidak boleh ragu-ragu. Kita harus percaya. Kita harus mengucapkannya dengan penuh iman dan penuh komitmen untuk memuliakan Tuhan.

Mengungkapkan kata “Amin” berarti

      Percaya kepada Allah

      Berkomitmen memuliakan Allah

      Berkomitmen mempercayai bahwa doa kita dijawab oleh Tuhan.

Ø   Mari berkata “Amin”  Untuk kemuliaan Allah.

 

Saya yakinkan kita semua bahwa apabila kita mengucapkan kata ini dengan sungguh-sungguh, maka akan terjadi kebangunan spiritual kita. Mari kita menjalani keseharian kita dengan berkata “Amin” untuk kemuliaan Allah.


Oleh: Hasrat P. Nazara, S.Th

Makna kata Haleluya, Halleluya, Halleluyah

 makna ungkapan “haleluya”

 

I.       Prolog

-          Sebagai orang percaya, kita sering mengucapkan/mengungkapkan Kata “Haleluya

-          Banyak orang Kristen mengucapkan kata ini tanpa pengertian yang benar.

-          Akibatnya sekalipun berkali-kali mengungkapkannya, tidak ada efektifitasnya.

II.    Bacaan Alkitab

-          Mzm 106:1  Haleluya! Bersyukurlah kepada TUHAN, sebab Ia baik! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya.

-          Why 19:6-7 Lalu aku mendengar seperti suara himpunan besar orang banyak, seperti desau air bah dan seperti deru guruh yang hebat, katanya: "Haleluya! Karena Tuhan, Allah kita, Yang Mahakuasa, telah menjadi raja. Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia! Karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap sedia.

III. Pengertian dan Etimologi

-          Kata ini merupakan gabungan dari dua kata Ibrani yaitu Hallelu dan Yah (Yahweh). Hallelu dari akar kata HALLEL : memuji. Berarti memuji Yahweh

-          Kata yang serumpun dengan kata ini adalah Hillul yaitu bersukacita, memuji.

-          Kata ini dipakai dalam bahasa Yunani (Alelouia), yang ditransliterasikan dari kata Ibrani, juga memiliki pengertian “Memuji TUHAN”

-          Haleluya diperuntukkan hanya bagi Allah dan bukan untuk yang lain.

IV. Panggilan untuk Memuliakan Allah

-          Kita diciptakan untuk kemuliaan Allah(Maz. 100:1-3)

-          Kita diselamatkan untuk memuliakan Allah (Rm. 11:36)

-          Kita masuk surga untuk memuliakan Allah selama-lamanya (why. 4:11)

V.    Mengenal kemuliaan Allah yang diungkapkan dengan “Haleluya”

-          Menyatakan kemegahan dan keagungan Allah, yang tiada taranya. Manusia tidak dapat melihat Allah, karena Allah begitu cemerlang.

-          Kehadiran Allah di tengah-tengah umat-Nya

-          Menyatakan kuasa Allah bekerja di antara kita

-          Mengakui bahwa hanya Allah yang mulia dan layak dimuliakan. Tidak ada yang lain yang kita muliakan

VI. Penerapan bagi kita

-          Haleluya hanya diungkapkan/diucapkan oleh orang yang percaya kepada Allah

-          Orang yang mengungkapkan “Haleluya” harus: Lahir baru/hidup baru; Mengenal Allah dan mengaku akan kemuliaan-Nya; Memiliki komitmen untuk menyembah Allah.

VII.          Bagian Akhir

Mengungkapkan  kata “Haleluya” berarti:

-          Mengakui Kecemerlangan, kemuliaan dan kedahsyatan Allah, yang melibatkan pikiran dan isi hati.

-          Berkomitmen memuliakan Allah.

-          Menunjukkan cara hidup yang benar dan gairah ibadah yang berkobar-kobar.


Oleh: Hasrat P. Nazara