MAKNA TEOLOGIS KATA "AMIN"
Prolog
Saudara-saudara pendengar RRI
Mataram, khususnya umat Kristiani yang berbahagia. Saya Mr. HASRAT NAZARA,
S.Th, (Penyuluh Agama Kristen) mengucapkan salam Sejahtera dalam kasih Tuhan
Yesus Kristus. Kita bersyukur kepada Tuhan, di mana kita ada sebagaimana adanya
pada saat ini, di mana kita menyadari betul bahwa semua itu karena kasih
karunia Tuhan. Terlebih lagi kita terus memuji Tuhan karena kita dapat
bersama-sama kembali dalam acara SIARAN MIMBAR AGAMA KRISTEN melalui RRI
MATARAM pada saat ini.
Bapak/Ibu yang terkasih di dalam
Tuhan, tema yang akan kita bahas pada malam hari ini adalah “AMIN UNTUK
KEMULIAAN ALLAH” dengan dasar firman Tuhan yang kita baca dari Mazmur 106:48
dan 2 Korintus 1:20. Sebelumnya kita mendengarkan kesaksian pujian dengan judul
“DARI DIA, OLEH DIA.”
Doa Pembukaan
Saudara-saudara yang terkasih,
sebelum kita membaca dan merenungkan Firman Tuhan, marilah kita berdoa memohon
bimbingan Roh Kudus: “Ya Allah dan Bapa
kami yang maha kuasa, kami bersyukur dan berterima kasih atas kasih karunia-Mu
yang Engkau limpahkan kepada kami sampai saat ini, terlebih lagi karena kami
telah Engkau tuntun menjalani tahun ini dan akan segera memasuki tahun yang
baru. Sebelum kami membahas kebenaran-Mu, kami memohon bimbingan dan
pertolongan Roh Kudus-Mu sehingga kami mengerti maksud Firman-Mu yang akan kami
renungkan pada malam hari ini. Kami mohon urapi kami sehingga kami dapat
menerima firman-Mu ini dan terlebih lagi dapat melakukannya dalam kehidupan
keseharian kami. Di dalam nama Tuhan Yesus kami berdoa. Amin!”
Pembacaan Firman Tuhan dan Renungan
Mari kita membaca firman Tuhan dari Perjanjian
Lama, Mazmur 106:48. Demikian Firman Tuhan: “Terpujilah TUHAN, Allah Israel,
dari selama-lamanya sampai selama-lamanya, dan biarlah seluruh umat mengatakan:
"Amin!" Haleluya!”
Dan
juga kita membaca Firman Tuhan dari Perjanjian Baru, dalam 2 Korintus 1:20, Demikian
Firman Tuhan: “Sebab Kristus adalah "ya" bagi semua janji Allah. Itulah
sebabnya oleh Dia kita mengatakan "Amin untuk memuliakan Allah.”
Saudara-saudara pendengar RRI yang
terkasih, ungkapan atau kata “Amin” merupakan ungkapan yang sering kita ucapkan
dalam keseharian kita, dan terutama dalam ibadah kita. Bahkan hampir semua
orang pasti mengungkapkan kata ini dalam kehidupan sehari-hari dan terlebih
lagi dalam kegiatan Ibadah. Itulah sebabnya istilah “Amin” ini sudah tidak
asing lagi dalam pendengaran kita.
Kita
harus akui bahwa sekalipun kata ini sering kita ungkapkan, namun tidak banyak
orang yang memahami secara mendalam arti yang sesungguhnya dari uangkapan
“Amin” ini. Sebagai orang-orang Kristen, kita senantiasa mengucapkan kata “Amin”
terutama dalam kegiatan Ibadah kita. Oleh karena itu kita harus memahani secara
benar apa arti atau makna ketika mengungkapkan “Amin” dalam kehidupan atau
kegiatan Ibadah kita. Sesungguhnya ungkapan ini memiliki makna yang sangat
dalam dan jika kita mengungkapkannya dengan benar, akan menghasilkan kuasa yang
mampu membangun kehidupan spiritual kita.
Ayat
Firman yang baru saja kita baca baik dari Perjanjian Lama maupun dalam
Perjanjian Baru, mengungkapkan suatu kebenaran bahwa ungkapan “Amin” ini
senantiasa dihubungkan dengan kemuliaan Allah. Itulah sebabnya kita membahas
istilah ini dengan tema “Amin untuk Kemuliaan Allah.”
1.
Pengertian
“Amin”
Sebelum kita lebih jauh membahas tentang tema
ini, pertama-tama kita harus memahami secara mendasar pengertian istilah ini.
•
Kata
“Amin” berasal dari akar kata Ibrani “AMAN” yang berarti “percaya, dengan
sungguh”
•
Rumpun
kata yang sama adalah “emet” (kebenaran); “emuna” (kesetiaan)
•
Secara
etimologis kata ini memiliki pengertian:
-
Berpegang
teguh pada janji Allah
-
Allah
yang setia
-
Demikianlah hendaknya terjadi
-
Percaya, (beriman)
•
Kata
ini dipakai dalam bahasa Yunani, yang ditransliterasikan dari kata Ibrani
“Amin”
Jadi
secara mendasar, ketika kita mengatakan amin: kita sedang menyatakan iman atau
kepercayaan kita kepada Tuhan bahwa hal itu akan terjadi sebagaimana Allah
kehendaki. Pengertian ini akan semakin menarik karena kita akan membahasnya
secara lebih mendalam lagi. Nah, untuk itu kita perlu belajar bagaimana
penggunaan kata ini dalam Kitab Suci.
2.
Penggunaan
Kata “Amin” dalam Alkitab
Supaya
kita mengerti lebih dalam tentang ungkapan “Amin” ini; maka kita perlu belajar
bagaimana penggunaan kata ini baik dalam Perjanjian Lama, maupun dalam
Perjanjian Baru.
a. Dalam
Perjanjian Lama
o
Untuk
mengesahkan firman dan janji Tuhan terutama yang berhubungan dengan janji
berkat atau kutuk (Bil. 5:22; Ul. 27:15 dab; Neh. 5:13; Yer 11:5). Hal ini
terutama dilakukan pada zaman Musa, ketika ia (Musa) menyampaikan janji berkat
dan kutuk berhubungan dengan ketaatan mereka pada peraturan yang Tuhan berikan.
Dalam hal ini mereka menyetujui peraturan itu; jika mereka taat maka mereka
mendapat berkat, tetapi jika mereka tidak taat mereka akan terkutuk. Kata Amin
merupakan kata pengesahan untuk sebuah janji. Jadi kata ini tidak boleh
dikatakan dengan sembarangan atau tanpa pengertian.
o
Untuk
menyambut suatu pengumuman atau suatu nubuat tentang hal yg baik (1 Raj.
1:36;Yer 28:6). Sudah menjadi tata Ibadah dalam Perjanjian Lama, bahwa ada sesi
pemberitaan Firman Tuhan oleh para nabi, dan ketika mereka mendendgar firman
atau pesan itu, mereka menerimanya dengan sungguh-sungguh dan berkata “Amin”
o
Untuk
memuliakan Allah (Mzm 41:13; 72:19; 89:53
“Terpujilah TUHAN untuk selama-lamanya! Amin, ya amin.”
Ø Caranya:
mengangkat tangan, berlutut, sujud menyembah (Neh. 8:7).
b.
Dalam
Perjanjian Baru
o
Dipakai
oleh Tuhan Yesus untuk menyatakan suatu kebenaran (Yoh. 3:3).
o
Tuhan
Yesus adalah kebenaran, Ia adalah ya dan Amin (2 Kor. 1:20)
o
“Amin”
berhubungan dgn pengharapan akan semua janji Allah di dalam Kristus, dan menunjukkan
iman sebagai pengharapan yang pasti (Ibr. 11:1)
o
Menunjukkan
keteguhan iman seseorang dalam mempercayai pemeliharaan Allah
o
Untuk
menyatakan kepastian kedatangan Tuhan Yesus, sehingga ia disebut Yang Amin
(Why. 1:20).
3. Penggunaan dan Pemaknaan Kata
“Amin” pada Masa Kini
Kita
kembali pada teks yang telah kita baca tadi, bahwa dalam teks itu kita berkata
“amin” untuk kemuliaan Allah. Kembali kita membaca Mazmur 106:48 “Terpujilah
TUHAN, Allah Israel, dari selama-lamanya sampai selama-lamanya, dan biarlah
seluruh umat mengatakan: "Amin!" Haleluya!” kata “Amin” merupakan terjemahan dan transliterasi dari kata Ibrani
“Amen” yang berarti “sungguh, atau benar-benar terjadi.” Dan kata ini
dilanjutkan dengan ungkapan haleluyah, yang merupakan ungkapan pemujaan kepada
Tuhan. Pemujaan kepada Tuhan ini dilakukan bukan hanya dalam kurun waktu
tertentu, melainkan sepanjang masa, selama-lamanya. Konsep inilah yang harus
kita pahami ketika pada masa kini kita berkata “Amin.” Artinya ketika kita
mengucapkan kata ini, kita sedang nyatakan pemujaan, pujian dan kepercayaan
kepada Allah dengan penuh kesungguhan.
Lebih dalam lagi kita dapat memahami pengertian dan
penggunaan “Amin” ini dalam Perjanjian Baru. Dalam 2 Korintus 1:20, Demikian
Firman Tuhan: “Sebab Kristus adalah "ya" bagi semua janji Allah.
Itulah sebabnya oleh Dia kita mengatakan "Amin" untuk memuliakan
Allah.” Ketika kita memperhatikan ayat ini, kita menemukan suatu kebenaran
bahwa pada saat kita mengucapkan kata ini, kita harus melakukannya dengan
pimpinan Tuhan (oleh Dia), selain itu juga untuk kemuliaan Allah. Dan dalam
frase atau kalimat sebelumnya kita mempercayai, dan menemukan semua janji Allah
dalam Kristus Yesus. Inilah konsepsi yang lebih dalam lagi tentang “Amin.”
Kita
telah memahami mengapa kita mengucapkan kata amin, kita harus percaya kepada
Allah, dan kita harus memuliakan Allah. Maka kita tidak boleh mengucapkan kata
ini dengan sembarangan. Kita harus mengucapkannya dengan komitmen dan
kepercayaan kepada Allah. Kita mengucapkannya untuk kemuliaan Allah. Demikian
juga ketika kita berdoa. Kita mengucapkan amin dan harus disertai dengan iman
yang kuat, yaitu iman yang tidak ragu bahwa doa kita sungguh dijawab oleh Allah
sesuai dengan waktu dan kehendak-Nya. Jadi pada masa kini kita mengucapkan kata
ini untuk hal-hal sebagai berikut:
o
Untuk
menyambut dan mempercayai Firman Allah
o
Untuk
menunjukkan iman kepada Allah (memuliakan Allah)
o
Untuk mengakhiri ibadah atau doa
Epilog
Saudara-saudara
yang terkasih di dalam Tuhan. Kita telah belajar bagaimana seharusnya
mengucapkan kata Amin. Kita hidup, beribadah dan berdoa, sambil berkata amin,
maka kita tidak boleh ragu-ragu. Kita harus percaya. Kita harus mengucapkannya
dengan penuh iman dan penuh komitmen untuk memuliakan Tuhan.
Mengungkapkan kata
“Amin” berarti
•
Percaya
kepada Allah
•
Berkomitmen
memuliakan Allah
•
Berkomitmen
mempercayai bahwa doa kita dijawab oleh Tuhan.
Ø Mari berkata “Amin” Untuk kemuliaan Allah.
Saya
yakinkan kita semua bahwa apabila kita mengucapkan kata ini dengan sungguh-sungguh,
maka akan terjadi kebangunan spiritual kita. Mari kita menjalani keseharian
kita dengan berkata “Amin” untuk kemuliaan Allah.
Oleh: Hasrat P. Nazara, S.Th